Selasa, 23 April 2013



ONE HEART, ONE TARGET ON DA’WAH
Oleh:
Mochammad Baihaqi Al Chasan

Sebagai khalifah bumi yang berkewajiban “memperindah” bumi dengan “warna” keshalihan sudah sepatutnya menjadikan dakwah sebagai gaya hidupnya. Setiap detik, jam, dan hari yang memenuhi umur yang dikaruniai oleh Allah harus senantiasa diisi dengan gerakan-gerakan dakwah yang memancarkan sinar inspirasi kepada setiap manusia. Senantiasa memberikan role of model manusia yang terpuji.
Setiap muslim pasti telah menyadari akan kodrat manusia sebagai “pahlawan” di bumi ini. Namun, sebagai manusia biasa yang banyak kekurangan dan gudangnya kekhilafan. Konsep untuk dakwah kepada umat tidak mungkin mampu mempunyai fokus yang optimal. Maka dari itu, sebagai makhluh Allah yang mempunyai keterbatasan, melakukan dakwah intensif yang dilaksanakan pada satu obyek. Konsentrasi dakwah yang optimal tertuju pada satu obyek da’wah meniscayakan keberhasilan dakwah yang makasimal pula. Selebihnya, manakala keberhasilan yang tinggi pada satu obyek dakwah tersebut dapat memperpanjang rantai pendakwah yang dapat memberikan “pencerahan” kepada rekan-rekannya (obyek dakwah lain).
Konsentrasi pada satu obyek da’wah ini dapat dikemas dengan prosedur pelaksanaan yang efektif. Yaitu dengan menyertakan jadwal dakwah yang berkesinambungan, terus-menerus hingga membuahkan hasil. Selanjutnya, dilakukan dengan banyak metode pendekatan. Pendekatan yang dimaksud adalah dengan pendekatan kekeluargaan, hubungan persahabatan. Seperti, sms atau media sosial-media lainnya yang mendukung dan terjangkau oleh target dakwah tentang peringatan terkait amal sholah; sholat wajib/sunnah, akhlaq, fiqih dan sebagainya. Ikhtiar dakwah melalui media kedua tersebut harus disempurnakan dengan hubungan kekeluargaan yang intensif. Sepert menambah kesempatan untuk bertemu (silaaturrahim). Sekedar untuk ngopi, olahraga bersama dan lain-lain.
Upaya dakwah yang demikian tadi dapat ditingkatkan kadar konsentrasinya dengan memerhatikan apa yang tengah “digelisahkan” oleh target dakwah. Misalnya sang obyek dakwah sedang dilanda pelbagai rupa musibah, kekuranga baik yang secara sadar atau belum dirasakan oleh sang target dakwah. Kemudian sang pendakwah harus segera tanggap dengan responsif, kritis dan solutif dalam memberikan jalan keluar yang berlandaskan syariat islam. Dengan demikian, pencerahan syariat islam yang menjawab permasalahan sang obyek dakwah merupakan “tembakan” dakwah yang InsyaAllah benar-benar meninggalkan makna mendalam baginya.
Oleh sebab itu, cakrawala pengetahuan agama islam bagi seorang pendakwah harus senantiasa dilejitkan. Kebendaharaan wawasan islam yang senantiasa diperbarui adalah sebuah keniscayaan bagi setiap pendakwah. Kekayaan ilmu yang dimikili pendakwah akan memudahkan memberikan solusi-solusi yang “menyegarkan” bagi umat.
Apabila prosedur  dakwah dengan konsep one heart, one target on dakwah dilakukan dengan optimal dan istiqomah, maka melahirkan obyek dakwah yang berkualitas bukanlah hal yang imajiner. Metode ini berkemungkinan besar akan memberikan efek dakwah yang mendalam bagi sang target dakwah. Meninggalkan momen rohani yang berkesan sehinggaa takkan mudah untuk ter (di)lupakan. Juga bukan sebuah kemungkinan yang tidak mendasar tatkala sang obyek dakwah kelak bisa meneruskan atau memperkuat jaringan dakwah untuk memperluas gerakan-gerakan dakwah dibumi ini. Karena hal yang besar bermula dari unsure kecil. Suatu hal yang besar tidaklah disebut besar manakala tumbang salah satu bagian terkecilnya. Semoga barokah!

www.google.com/images/heart to heart