ONE HEART, ONE TARGET ON DA’WAH
Oleh:
Sebagai
khalifah bumi yang berkewajiban “memperindah” bumi dengan “warna” keshalihan
sudah sepatutnya menjadikan dakwah sebagai gaya hidupnya. Setiap detik, jam,
dan hari yang memenuhi umur yang dikaruniai oleh Allah harus senantiasa diisi
dengan gerakan-gerakan dakwah yang memancarkan sinar inspirasi kepada setiap
manusia. Senantiasa memberikan role of
model manusia yang terpuji.
Setiap
muslim pasti telah menyadari akan kodrat manusia sebagai “pahlawan” di bumi
ini. Namun, sebagai manusia biasa yang banyak kekurangan dan gudangnya
kekhilafan. Konsep untuk dakwah kepada umat tidak mungkin mampu mempunyai fokus
yang optimal. Maka dari itu, sebagai makhluh Allah yang mempunyai keterbatasan,
melakukan dakwah intensif yang dilaksanakan pada satu obyek. Konsentrasi dakwah
yang optimal tertuju pada satu obyek da’wah meniscayakan keberhasilan dakwah
yang makasimal pula. Selebihnya, manakala keberhasilan yang tinggi pada satu
obyek dakwah tersebut dapat memperpanjang rantai pendakwah yang dapat
memberikan “pencerahan” kepada rekan-rekannya (obyek dakwah lain).
Konsentrasi
pada satu obyek da’wah ini dapat dikemas dengan prosedur pelaksanaan yang
efektif. Yaitu dengan menyertakan jadwal dakwah yang berkesinambungan,
terus-menerus hingga membuahkan hasil. Selanjutnya, dilakukan dengan banyak
metode pendekatan. Pendekatan yang dimaksud adalah dengan pendekatan
kekeluargaan, hubungan persahabatan. Seperti, sms atau media sosial-media
lainnya yang mendukung dan terjangkau oleh target dakwah tentang peringatan
terkait amal sholah; sholat wajib/sunnah, akhlaq, fiqih dan sebagainya. Ikhtiar
dakwah melalui media kedua tersebut harus disempurnakan dengan hubungan
kekeluargaan yang intensif. Sepert menambah kesempatan untuk bertemu
(silaaturrahim). Sekedar untuk ngopi, olahraga bersama dan lain-lain.
Upaya
dakwah yang demikian tadi dapat ditingkatkan kadar konsentrasinya dengan
memerhatikan apa yang tengah “digelisahkan” oleh target dakwah. Misalnya sang
obyek dakwah sedang dilanda pelbagai rupa musibah, kekuranga baik yang secara
sadar atau belum dirasakan oleh sang target dakwah. Kemudian sang pendakwah
harus segera tanggap dengan responsif, kritis dan solutif dalam memberikan
jalan keluar yang berlandaskan syariat islam. Dengan demikian, pencerahan
syariat islam yang menjawab permasalahan sang obyek dakwah merupakan “tembakan”
dakwah yang InsyaAllah benar-benar meninggalkan makna mendalam baginya.
Oleh
sebab itu, cakrawala pengetahuan agama islam bagi seorang pendakwah harus
senantiasa dilejitkan. Kebendaharaan wawasan islam yang senantiasa diperbarui
adalah sebuah keniscayaan bagi setiap pendakwah. Kekayaan ilmu yang dimikili
pendakwah akan memudahkan memberikan solusi-solusi yang “menyegarkan” bagi
umat.
Apabila
prosedur dakwah dengan konsep one heart, one target on dakwah dilakukan
dengan optimal dan istiqomah, maka melahirkan obyek dakwah yang berkualitas
bukanlah hal yang imajiner. Metode ini berkemungkinan besar akan memberikan
efek dakwah yang mendalam bagi sang target dakwah. Meninggalkan momen rohani
yang berkesan sehinggaa takkan mudah untuk ter (di)lupakan. Juga bukan sebuah
kemungkinan yang tidak mendasar tatkala sang obyek dakwah kelak bisa meneruskan
atau memperkuat jaringan dakwah untuk memperluas gerakan-gerakan dakwah dibumi
ini. Karena hal yang besar bermula dari unsure kecil. Suatu hal yang besar
tidaklah disebut besar manakala tumbang salah satu bagian terkecilnya. Semoga
barokah!
www.google.com/images/heart to heart